Sejak pembaruan algoritma Google pada Mei 2024, efektivitas beberapa sumber backlink—terutama dari PBN—tampak semakin melemah. Hal ini sebenarnya bukanlah kejutan, mengingat PBN berada di wilayah grey-hat dalam SEO, bahkan oleh sebagian praktisi dianggap sebagai teknik black-hat.
Di sisi lain, prinsip E-E-A-T kini semakin ketat, menjadikan backlink bukan sekadar alat untuk mendongkrak peringkat, tetapi juga sebagai faktor penting dalam membangun otoritas.
Lalu, di tengah perubahan ini, seperti apa jenis backlink yang masih relevan dan layak dimasukkan ke dalam strategi off-page kita?
1. Backlink Media
Backlink dari media menjadi pilihan terbaik saat ini, terutama dari media dengan otoritas tinggi. Bahkan, sekadar mention tanpa link pun dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap SEO. Alasannya lagi-lagi soal E-E-A-T.
Penyebutan brand yang dilakukan oleh media ternama dapat membantu meningkatkan authority sebuah situs. Tentu authority yang saya maksud adalah authority di mata Google, bukan domain authority (DA/PA) yang merupakan metrik milik Moz.
Anggaplah, misal “Mastah SEO”, sering disebut oleh media-media dengan kalimat “Mastah SEO adalah media online yang fokus membahas SEO”, hal ini akan membantu Google mengenali apa itu “Mastah SEO”.
Tentu akan lebih efektif secara ranking jika tidak hanya sebatas mention, namun juga sebuah backlink.
2. Backlink dari Instansi Resmi
Backlink dari situs instansi resmi seperti .ac.id, .go.id, atau situs organisasi terverifikasi memiliki bobot yang tinggi dalam strategi off-page. Hal ini disebabkan oleh kredibilitas dan kepercayaan yang dimiliki domain-domain tersebut di mata Google.
Saya sendiri mengamati ini sudah sejak lama, misalnya saja coba ketik “Apa itu SEO?” di Google, Anda akan melihat banyak sekali domain-domain ac.id yang ada di halaman pertama Google.

Lagi-lagi ini soal E-E-A-T, yang mana instansi resmi memiliki skor E-E-A-T yang tinggi di mata Google, yang tentunya akan berpengaruh terhadap skor E-E-A-T situs penerima backlink.
Namun perlu dicatat bahwa bahwa tidak semua domain ac.id, go.id, dan sebagainya memiliki power. Poin utamanya terdapat pada E-E-A-T dan update Google terkait penyalahgunaan domain expired.
Jadi satu hal yang perlu diperhatikan, pastikan Anda memperoleh backlink dari domain yang masih resmi milik instansi tersebut, bukan domain yang telah expired yang di beli kemudian di build ulang untuk keperluan PBN.
Lebih lengkapnya, Anda dapat membaca artikel sebelumnya terkait: Apakah Expired Domain dan PBN Masih Efektif di Era SEO Sekarang?
Hindari juga backlink dari instansi yang sifatnya spam. Ini bukan soal sumber backlinknya dari mana, tapi soal kualitas.
3. Blogger
Meskipun tidak sekuat backlink dari media atau instansi resmi, backlink dari blogger masih menjadi elemen penting dalam strategi SEO. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Real blogger. Dalam artian blogger yang sifatnya berbagi pengalaman, bukan blogger yang sebatas punya blog, dan kontennya hasil beli. Itu bukan blogger namanya, itu internet marketer.
- Pilih blogger yang memiliki niche relevan dengan website Anda.
- Pastikan blog memiliki trafik organik dan bukan sekadar blog dummy untuk keperluan backlink.
Pada intinya…
Di era SEO yang semakin mengutamakan E-E-A-T, backlink bukan sekadar soal kuantitas, tetapi juga kualitas dan relevansi. Backlink dari media, instansi resmi, dan blogger yang kredibel bisa menjadi kombinasi ideal untuk strategi off-page yang efektif.
Jadi, daripada fokus mencari backlink dalam jumlah besar dari sumber yang meragukan, lebih baik membangun strategi yang mengutamakan otoritas dan kredibilitas.