Google Authorship adalah konsep yang digunakan untuk menghubungkan konten yang diterbitkan secara online dengan identitas penulisnya. Dulu, Google memanfaatkan keberadaan Google+ untuk menghubungkan konten dengan identitas penulis. Namun saat ini, Google menggunakan KGMID (Knowledge Graph Machine ID) untuk mengenali dan menghubungkan entitas penulis dengan konten yang mereka buat.
Saya memulai riset terkait Google Authorship ini ketika prinsip E-E-A-T mulai digaungkan oleh Google. Prinsip ini sendiri menekankan bahwa untuk mendapatkan peringkat yang baik di mesin pencari, sebuah konten harus memiliki:
- Experience (Pengalaman) – Penulis harus memiliki pengalaman nyata dalam topik yang dibahas.
- Expertise (Keahlian) – Artikel harus menunjukkan keahlian penulis yang mendalam dalam bidang tersebut.
- Authoritativeness (Kewenangan) – Sumber informasi harus berasal dari individu atau organisasi yang memiliki otoritas di industri terkait.
- Trustworthiness (Kepercayaan) – Informasi yang disajikan harus dapat dipercaya dan diverifikasi.
Google Authorship sendiri berperan penting dalam memperkuat aspek Experience dan Expertise dalam E-E-A-T. Dengan mengaitkan artikel dengan identitas penulis yang memiliki reputasi baik, Google dapat lebih mudah menilai kualitas dan kredibilitas suatu konten.
Dan riset ini sudah lakukan sejak tahun 2023 yang lalu, berawal dari sebuah artikel dari searchengineland.com yang berjudul: How Google may identify and evaluate authors through E-E-A-T.
Mengapa Google Authorship Penting?
Membangun reputasi penulis di mata Google dapat memberikan berbagai manfaat, di antaranya:
- Meningkatkan visibilitas konten – Artikel yang dihubungkan dengan penulis yang diakui dapat lebih sering muncul di hasil pencarian.
- Meningkatkan kredibilitas – Artikel yang dikaitkan dengan penulis yang memiliki reputasi baik lebih dipercaya oleh pembaca dan Google.
- Mendapatkan peringkat lebih baik – Google lebih cenderung memprioritaskan artikel dari sumber yang dianggap ahli dalam bidangnya.
Pada beberapa kondisi, Google juga dapat memunculkan article carousel di halaman pencarian berdasarkan artikel terbaru yang ditulis oleh si penulis tersebut.

Selain di Google search, seorang penulis yang entitasnya dikenali Google juga akan ditampilkan profile-nya di Google News. Sebagai contoh, artikel berita dari detik.com berikut ini:

Bisa dilihat bahwa tidak semua artikel berita yang diterbitkan oleh detik.com terdapat keterangan oleh nama penulis. Hanya artikel-artikel tertentu yang memang entitas penulisnya dikenali oleh Google yang memiliki label tersebut.
Contoh lain yang justru saya jadikan rujukan utama adalah blog.google yang merupakan official blog milik Google. Contoh pada gambar di bawah ini, hampir semua artikel yang diterbitkan blog.google memiliki label “by nama penulis”.

Garis besarnya, dari beberapa contoh di atas, kita bisa membuat kesimpulan bahwa Google memang bisa mengenali siapa penulis konten di sebuah website.
Bagaimana Cara Optimasi Google Authorship?
Poin utamannya terletak pada membuat entitas yang dikenali oleh Google. Caranya adalah dengan:
- Menerapkan schema markup ProfilePage di halaman profil author.
- Menerapkan atribut author yang terhubung ke halaman profile author di schema Article/NewsArticle/BlogPosting.
- Tambahkan properti sameAs (ke sosial media si penulis) pada setiap atribut schema yang terkait si author.
- Lengkapi profile penulis dengan bio (opsional tapi sangat disarankan).
Selain itu, Google juga menyarankan penggunaan atribut hasPart (schema markup) pada halaman author yang berisi artikel-artikel terbaru yang ditulis oleh si penulis.

Dari sekian riset dan case study yang saya lakukan, khusus untuk poin ketiga, LinkedIn penulis menjadi sosial media paling direkomendasikan untuk diterapkan sebagai sameAs. Sosial media yang lain bisa juga ditambahkan namun bersifat opsional.
Kenapa LinkedIn menjadi sosial media paling penting?
Karena sejauh ini, LinkedIn menjadi satu-satunya sosial media yang menerapkan schema markup, yang membantu Google lebih mudah mengenali sebuah entitas.

Selain penerapan schema markup, website kita juga sebaiknya memiliki halaman company di LinkedIn. Dan akan lebih baik lagi jika penulis menyantumkan pekerjaan sebagai penulis atau role apapun di website kita di profile LinkedIn-nya.
Hal ini juga terkait contoh blog.google yang telah kita bahas sebelumnya. Secara schema markup, blog.google memang tidak menambahkan sameAs pada bagian author.

Namun jika kita melihat profile penulis di LinkedIn, akan tertera bahwa dia memang bekerja di Google.

Dan sekali lagi, LinkedIn ini satu-satunya sosial media yang menerapkan schema markup.
Artinya ada dua kemungkinan untuk optimasi Google authorship ini:
- Tambahkan profil LinkedIn penulis sebagai sameAs di schema markup.
- Tambahkan informasi pekerjaan (yang terkait dengan website kita) di profile LinkedIn penulis.
Kalau bisa dilakukan keduanya tentu lebih mempermudah Google mengenali entitas tersebut.
Cara Mengetahui Entitas Kita Dikenali Google
Setelah itu semua dilakukan, bagaimana cara mengetahui entitas kita sudah dikenali Google?
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, authorship ini sebenarnya terkait dengan KGMID (Knowledge Graph Machine ID), artinya entitas yang berhasil kita buat merupakan pondasi awal dari Knowledge Graph Panel (akan saya bahas nanti secara terpisah).
Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah entitas kita sudah dikenali oleh Google, maka kita dapat memanfaatkan tools Knowledge Graph Search yang telah kami sediakan.

Sebagai contoh, KGMID saya adalah /g/11lzqs8gym. Yang selanjutnya bisa kita cek langsung melaui: https://www.google.com/search?kgmid=/g/11lzqs8gym (ganti bagian kgmid sesuai kgmid masing-masing).
Selanjutnya, untuk memastikan KGMID tersebut valid milik entitas kita (karena bisa jadi KGMID itu milik entitas lain dengan nama yang sama), kita perlu memastikan situs yang berada di halaman pertama Google terkait KGMID tersebut di dominasi halaman-halaman yang terkait profile kita.

Sebagai tambahan, kita juga bisa melakukan klaim terhadap entitas yang sudah tercipta untuk benar-benar memverifikasi entitas tersebut.
Caranya adalah melalui: https://posts.google.com/claim/?mid=/g/11lzqs8gym (ganti mid sesuai kgmid masing-masing). Secara sederhana, ketika berhasil mengklaim sebuah entitas, maka entitas tersebut akan terverifikasi oleh Google (layaknya centang biru di media sosial). Dan kita akan memiliki akses untuk mengelola entitas tersebut lebih lanjut.
Kesimpulan
Di era SEO yang mengedepankan prinsip E-E-A-T seperti saat ini, penting untuk kita memastikan setiap penulis dikenali oleh Google. Pasalnya Authorship dapat berperan dalam memperkuat aspek Experience dan Expertise dalam E-E-A-T.
Menciptakan entitas yang dikenali oleh Google adalah salah satu jalan untuk menerapkan prinsip E-E-A-T tersebut. Namun perlu dicatat pula bahwa E-E-A-T bukan faktor yang mempengaruhi ranking secara langsung.